Pembelajaran Berdiferensiasi, Pembelajaran Individual, dan Modul Ajar pada Kurikulum Merdeka

Pada tanggal 16 November 2024, SD Muhammadiyah 9 Malang menjadi tuan rumah bagi workshop bertajuk “Pembelajaran Berdiferensiasi, Pembelajaran Individual, dan Modul Ajar pada Kurikulum Merdeka.” Kegiatan ini diinisiasi oleh Bu Dyah Woro Wirasti Ekowati dan dipimpin oleh Pak Sony Darmawan, M.Pd., selaku Ketua FOSKAM Kota Malang, yang juga turut membuka acara dengan sambutan hangat. Workshop ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai sekolah Muhammadiyah se-Malang Raya, termasuk tingkat SD, SMP, dan SMA. Tujuan utama dari workshop ini adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan sekolah Muhammadiyah dengan fokus pada pembelajaran yang lebih inklusif dan berdiferensiasi, sehingga setiap siswa dapat belajar sesuai dengan potensi dan kebutuhan mereka.

Acara dimulai pukul 08.00 WIB dan berlangsung hingga 11.30 WIB. Dalam workshop ini, tiga pembicara ahli di bidangnya berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka. Ibu Dr. Arina Restian, S.Pd., M.Pd., yang merupakan dosen PGSD Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), membuka sesi dengan materi mengenai pembelajaran berdiferensiasi. Beliau menjelaskan pentingnya mengadaptasi metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa agar setiap individu dapat belajar secara optimal. Dalam penjelasannya, Ibu Arina menekankan bahwa pembelajaran berdiferensiasi bukan hanya tentang variasi dalam pengajaran, tetapi juga tentang memahami karakteristik unik setiap siswa.

Sesi kedua dipandu oleh Ibu Vivi Kurnia Herviani, M.Pd., seorang dosen pendidikan inklusi dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Dalam presentasinya, beliau menekankan bahwa pendekatan individual dalam pendidikan sangat penting untuk memastikan bahwa semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus, mendapatkan perhatian yang layak. Diskusi interaktif berlangsung hangat, dengan peserta aktif bertanya dan berbagi pengalaman terkait tantangan yang dihadapi dalam penerapan pendidikan inklusi di sekolah mereka. Ibu Vivi juga memberikan contoh konkret tentang bagaimana strategi inklusi dapat diterapkan dalam kelas sehari-hari.

Sesi terakhir diisi oleh Ibu Minatun Nadlifah, M.Pd., yang membahas tentang modul ajar dalam konteks Kurikulum Merdeka. Sebagai ketua acara, Ibu Minatun memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana modul ajar dapat dirancang untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa secara lebih fleksibel dan responsif. Beliau menjelaskan bahwa modul ajar yang baik harus mampu merangkul berbagai gaya belajar siswa dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkontribusi dalam proses belajar-mengajar. Diskusi ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendalami cara-cara inovatif dalam menyusun materi ajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka.

Workshop ini tidak hanya menjadi ajang berbagi ilmu tetapi juga sebagai forum diskusi bagi para pendidik untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang ada dalam implementasi pendidikan inklusi. Peserta saling berbagi tantangan yang mereka hadapi serta solusi yang telah dicoba di sekolah masing-masing. Melalui kolaborasi ini, diharapkan akan muncul langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan Muhammadiyah.

About the Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like these

X